Senin, 26 Agustus 2013

Bali culture :)

FOTO DOUKENTASI DI PURA PENGEREBONGAN KESIMAN :


Tari Ngurek atau Ngunying di Kesiman Denpasar Timur ini hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat Bali. Di Pura Pengerebongan Kesiman misalnya, tradisi menari setengah trance dengan menggunakan keris, pada zamannya hanya dilakukan oleh para pemangku. Namun kini orang yang melakukan Ngurek tak lagi dibedakan statusnya – bisa pemangku, penyungsung pura, anggota krama desa, tokoh masyarakat, laki-laki dan perempuan. Tapi suasananya tetap, yaitu mereka melakukannya dalam keadaan kerauhan atau trance. Kendati keris yang terhunus itu ditancapkan dengan keris di tubuh, tidak setitikpun darah keluar.

Tidak hanya saat pujawali di Pura, Tari Ngurek juga ter¬dapat dalam prosesi ngerebong di Pura Petilan Kesiman. Dalam upacara itu, jumlah orang yang ngayah ngurek sangat banyak ketika prosesi itu berlangsung. Bedanya, dalam upacara dewa yadnya ngeramen, Ngurek dilakukan oleh para pemangku dan penyungsung pura. Dalam upacara ngerebong, Ngurek dilakukan oleh sembarang orang. Siapa saja bisa ikut Tari Ngunying, asalkan memang mereka betul-betul dalam kondisi kerauhan.

Pengerebongan itu sendiri adalah tradisi yang biasanya diadakan 10 hari setelah hari raya Kuningan (kalau tidak salah)hehehe. Upacara ini diadakan di Kesiman, Denpasar atau lebih jelasnya di Pura Petilan. Upacara ini tergolong dalam upacara Bhuta Yadnya atau pecaruan. Upacara itu bertujuan untuk mengingatkan umat Hindu melalui media ritual sakral untuk memelihara keharmonisan hubungan antarmanusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan sesama umat manusia dan dengan alam lingkungannya. Upacara Pengerebongan diawali dengan upacara Nyanjan dan Nuwur. Tujuan upacara ini untuk memohon kekuatan suci batara-batari agar turun melalui pradasar-nya dari para umat. Umumnya para pengusung rangda dan pepatihnya setelah dilakukan upacara Nyanjan dan Nuwur itu dalam keadaan kerauhan. Setelah itu semua barong dan rangda serta pepatih yang dalam keadaan kerauhan tersebut keluar dan mengelilingi areal wantilan pura tersebut sebanyak 3 kali. Setelah upacara selesai, semuanya akhirnya kembali ke areal utama pura tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar